Minggu, 29 Juli 2012

Banjir Di Russia


ANJIR maut menerjang Rusia. Duka hebat pun tak terelakkan setelah sedikitnya 171 orang tewas dalam musibah tersebut. Dan banjir dahsyat yang terjadi dua bulan setelah Presiden Vladimir Putih berkuasa pada masa jabatan ketiga diperkirakan memberikan pukulan baru pada citra pemimpin itu.
Banjir tersebut diyakini akan membuat sorotan baru tertuju pada cara-cara Putin menangani berbagai bencana akibat ulah manusia dan bencana alam.

Duabelas tahun masa kekuasaan Putin di Rusia sebagai perdana menteri, presiden, perdana menteri dan kini presiden lagi terus diwarnai bencana-bencana besar seperti tenggelamnya kapal selam Kursk dan sejumlah kecelakaan pesawat.

Para kritikus telah berulangkali mengecamnya karena kerap memberikan respon lamban terhadap krisis-krisis dan ketidakmampuannya merombak infrastruktur era Soviet di negara tersebut.

Tragedi skala besar pertama sejak Putin kembali ke Kremlin pada Mei lalu telah menggarisbawahi semakin besarnya ketidakpercayaan rakyat terhadap pihak penguasa dan diduga keras akan memicu gerakan protes di mana-mana terhadap kekuasaan orangkuat tadi, papar ahli-ahli.

Bencana banjir itu "bukan kabar baik" bagi Putih karena rakyat Rusia sudah sudi lagi memercayai para pejabat, ujar Olga Kryshtanovskaya, ahli sosiologi yang hingga waktu lalu merupakan anggota aktif parbai Persatuan Rusia yang berkuasa.

"Ada suatu problema ketidakpercayaan," tegas pakar tadi kepada AFP. "Ketidakpercayaan ini telah tumbuh cepat sejak pemilihan Duma (dewan) dalam Desember lalu. Rejim itu kini berada dalam sebuah situasi di mana mereka tak dapat berfungsi seperti sebelumnya."

Pengumuman kembalinya Putih ke Kremli dan pemilihan parlemen sarat kecurangan pada Desember lalu memicu gelombang protes terparah dalam sejarah menentang pemimpin tersebut.

Para pengunjuk rasa me-nyalahkan Putin karena membangun sebuah sistem kaku yang memperkaya kalangan dalamnya saja dengan mengorbankan rakyat jelata Rusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar